DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pre operasi :
1. Nyeri yang berhubungan dengan
trauma jaringan sekunder terhadap fraktur
2. Ancietas yang berhubungan dengan
trauma yang dialami, operasi yang akan dijalani dan kurang pengetahuan tentang
rutinitas preoperatif, rutinitas post operatif dan sensasi post operatif.
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada post operasi :
1. Resiko terhadap kerusakan
integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi dan tekanan sekunder terhadap
adanya gips
2. Resiko tinggi terhadap inefektif
penatalaksanaan Regmen Terapeutik yang berhubungan dengan kondisi, tanda dan
gejala komplikasi dan pembatasan aktivitas.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan
trauma jaringan sekunder terhadap fraktur
a. Imobilisasi bagian cedera sebanyak
mungkin, gunakan belat bila diindikasikan.
R/ Imobilisasi mengurangi nyeri dan
perpindahan posisi
b. Ajarkan klien untuk mengganti
posisi dengan perlahan.
R/ Gerakan lambat menurunkan
spasme otot
c. Tinggikan ekstremitas yang cedera
kecuali ada kontraindikasi .
R/ Peninggian mengurangi edema dan
mengakibatkan nyeri karena kompres
d. Selidiki nyeri yang tak hilang
dengan obat nyeri dan tindakan penghilangan lainnya.
R/ Nyeri yang terus-menerus dapat
menunjukkan kompresi neurovaskuler akibat
embolisme, edema atau perdarahan.
2. Ancietas yang berhubungan dengan
trauma yang dialami, operasi yang akan dijalani dan kurang pengetahuan tentang
rutinitas preoperatif, rutinitas post operatif dan sensasi post operatif.
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan rileks yang merangsang untuk berbagi
perasaan dan kekhawatiran.
R/ Mengungkapkan perasaan dan
kekhawatiran meningkatkan kewaspadaan klien
dan membantu perawat untuk
mengidentifikasikan sumber ancietas.
b. Validasi perasaan klien dan membantu
perawat untuk mengidentifikasi sumber
ancietas.
R/ Validasi dan memberikan
keyakinan meningkatkan harga diri dan membantu
mengurangi ancietas.
c. Tunjukkan kesalahpahaman yang
diekspresikan klien dan memberi informasi yang
akurat
R/ Kesalahpahaman dapat menunjang
ancietas dan ketakutan.
d. Izinkan dan dorong anggota
keluarga dan orang terdekat untuk saling berbagi rasa
takut dan kehawatiran
R/ Penelitian telah menunjukkan
bahwa anggota keluarga yang terlibat dalam
perawatan mengakibatkan peningkatan
kerja sama klien
3. Resiko terhadap kerusakan
integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi dan tekanan sekunder terhadap
adanya gips.
a.
Bila membantu pemasangan gips, pastikan bahwa bantalan yang adekuat diberikan
pada ekstremitas yang sakit sebelum gips dipasang.
b.
Sementara gips mengerang (laning) pegang hanya dengan telapak
tangan untuk menghindari titik tekanan yang disebabkan oleh lekukan jari.
c.
Tutupi plester atau moleskin untuk mencegah serpihan gips jatuh ke dalam
gips dan menyebabkan nekrosis tekanan
d.
Instruksikan pasien tidak memasukkan apapun diantara gips dan kulit, jika
pasien mengalami gatal-gatal, anjurkan pasien untuk memberitahu dokter, yang
akan memberi resep obat penghilang gatal
e.
Beritahu pasien indikator nekrosis tekanan dalam gips: neyri, sensasi
terbakar, bau tidak sedap dari gips yang terbuka, drainase dari gips.
4. Resiko tinggi terhadap inefektif
penatalaksanaan Regmen Terapeutik yang berhubungan dengan kondisi, tanda dan
gejala komplikasi dan pembatasan aktivitas.
a. Evaluasi kemampuan klien untuk
melakukan ambulasi dan melakukan aktivitas sehari-hari
R/ Perawat harus mengevaluasi kemampuan
merawat diri klien sebelum pulang, untuk menentukan perlunya rujukan.
b. Berikan masukan yang tepat, misal:
lembaga perawatan di rumah, pelyanan sosial, jika perlu
R/ Sumber-sumber komunitas dan agen-agen
lain dapat memberikan terapi tambahan atau bantuan lain.
c. Berikan instruksi tentang latihan
setelah operasi sesuai dengan instruksi dokter
R/ Latihan mempermudah penggunaan alat
bantu dengan mempertahankan atau meningkatkan tingkat fungsi otot saat ini pada
anggota gerak yang tidak sakit.
d. Ajarkan klien bagaimana melakukan
ambulasi tanpa menahan beban dengan menggunakan KMK atau tongkat
R/ Klien trauma lansia mungkin mengalami
kerusakan keseimbangan atau penurunan penggunaan alat bantu jalan untuk mempertahankan
mobilitas.
IMPLEMENTASI
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan
dari perencaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
EVALUASI
a. Menunjukkan berkurang ansietas
b. Melaporkan nyeri berkurang
c. Melaporkan keterbatasan aktivitas
teratasi
d. Menunjukkan perawatan diri baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar