Rabu, 09 Desember 2015

Diagnosis dan Intervensi Keperawatan Pada Masalah Sistem Muskuloskeletal


     DIAGNOSA KEPERAWATAN
       Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pre operasi :
       1.      Nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap fraktur
       2.      Ancietas yang berhubungan dengan trauma yang dialami, operasi yang akan dijalani dan kurang pengetahuan tentang rutinitas preoperatif, rutinitas post operatif dan sensasi post operatif.

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada post operasi :   
     1.      Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi dan tekanan sekunder terhadap adanya gips
     2.      Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan Regmen Terapeutik yang berhubungan dengan kondisi, tanda dan gejala komplikasi dan pembatasan aktivitas.


 INTERVENSI KEPERAWATAN
   1.      Nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap fraktur   
      a.      Imobilisasi bagian cedera sebanyak mungkin,  gunakan belat bila diindikasikan.
      R/ Imobilisasi mengurangi nyeri dan perpindahan posisi
      b.      Ajarkan klien untuk mengganti posisi dengan perlahan.
      R/ Gerakan lambat menurunkan spasme otot
      c.      Tinggikan ekstremitas yang cedera kecuali ada kontraindikasi        .
      R/ Peninggian mengurangi edema dan mengakibatkan nyeri karena kompres
      d.      Selidiki nyeri yang tak hilang dengan obat nyeri dan tindakan penghilangan lainnya.
      R/ Nyeri yang terus-menerus dapat menunjukkan kompresi neurovaskuler akibat 
      embolisme, edema atau perdarahan.

   2.   Ancietas yang berhubungan dengan trauma yang dialami, operasi yang akan dijalani dan kurang pengetahuan tentang rutinitas preoperatif, rutinitas post operatif dan sensasi post operatif. 
          a.      Ciptakan lingkungan yang tenang dan rileks yang merangsang untuk berbagi 
                perasaan dan kekhawatiran.
           R/ Mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran meningkatkan kewaspadaan klien
           dan membantu perawat untuk mengidentifikasikan sumber ancietas.
           b.      Validasi perasaan klien dan membantu perawat untuk mengidentifikasi sumber 
                ancietas.
           R/ Validasi dan memberikan keyakinan meningkatkan harga diri dan membantu
           mengurangi ancietas.
           c.      Tunjukkan kesalahpahaman yang diekspresikan klien dan memberi informasi yang 
                 akurat
           R/ Kesalahpahaman dapat menunjang ancietas dan ketakutan.
           d.      Izinkan dan dorong anggota keluarga dan orang terdekat untuk saling berbagi rasa 
                 takut dan kehawatiran
           R/ Penelitian telah menunjukkan bahwa anggota keluarga yang terlibat dalam 
           perawatan mengakibatkan peningkatan kerja sama klien

   3.   Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi dan tekanan sekunder terhadap adanya gips.
a.      Bila membantu pemasangan gips, pastikan bahwa bantalan yang adekuat diberikan pada ekstremitas yang sakit sebelum gips dipasang.
b.      Sementara gips mengerang (laning) pegang hanya dengan  telapak tangan untuk menghindari titik tekanan yang disebabkan oleh lekukan jari.
c.       Tutupi plester atau moleskin untuk mencegah serpihan gips jatuh ke dalam gips dan menyebabkan nekrosis tekanan
d.      Instruksikan pasien tidak memasukkan apapun diantara gips dan kulit, jika pasien mengalami gatal-gatal, anjurkan pasien untuk memberitahu dokter, yang akan memberi resep obat penghilang gatal
e.      Beritahu pasien indikator nekrosis tekanan dalam gips: neyri, sensasi terbakar, bau tidak sedap dari gips yang terbuka, drainase dari gips.

   4.      Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan Regmen Terapeutik yang berhubungan dengan kondisi, tanda dan gejala komplikasi dan pembatasan aktivitas.
a. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan ambulasi dan melakukan aktivitas sehari-hari
R/ Perawat harus mengevaluasi kemampuan merawat diri klien sebelum pulang, untuk menentukan perlunya rujukan.
b. Berikan masukan yang tepat, misal: lembaga perawatan di rumah, pelyanan sosial, jika perlu
R/ Sumber-sumber komunitas dan agen-agen lain dapat memberikan terapi tambahan atau bantuan lain.
c.  Berikan instruksi tentang latihan setelah operasi sesuai dengan instruksi dokter
R/ Latihan mempermudah penggunaan alat bantu dengan mempertahankan atau meningkatkan tingkat fungsi otot saat ini pada anggota gerak yang tidak sakit.
d. Ajarkan klien bagaimana melakukan ambulasi tanpa menahan beban dengan menggunakan KMK atau tongkat
R/ Klien trauma lansia mungkin mengalami kerusakan keseimbangan atau penurunan penggunaan alat bantu jalan untuk mempertahankan mobilitas.

     IMPLEMENTASI
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.

     EVALUASI
      a.      Menunjukkan berkurang ansietas
      b.      Melaporkan nyeri berkurang
      c.       Melaporkan keterbatasan aktivitas teratasi 
      d.      Menunjukkan perawatan diri baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar